Harga Beras Makin Mahal, Pedagang Warteg: Pemerintah Tak Mampu Jaga Stabilitas, Sibuk Urusan Politik

Harga Beras Makin Mahal, Pedagang Warteg: Pemerintah Tak Mampu Jaga Stabilitas, Sibuk Urusan Politik

Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni menilai pemerintah gagal menjaga stabilitas harga beras. Sebab, harga beras terus bergerak naik di atas harga eceran tertinggi (HET). Mukroni menerangkan, produksi beras menurun karena cuaca buruk atau faktor lainnya, pasokan beras bisa berkurang, hingga menyebabkan kenaikan harga. Atas hal tersebut, pemerintah dinilai abai kareba sibuk urusan politik. Selain itu, Murkoni menilai kebijakan pertanian yang tidak efektif atau kekurangan investasi dalam sektor pertanian bisa menyebabkan produktivitas yang rendah, mempengaruhi pasokan dan akhirnya harga Sedangkan, pemerintah sibuk pertanian dijadikan komoditas politik

Kenaikan harga beras bisa juga disebabkan oleh inflasi umum dalam perekonomian, yang bisa disebabkan oleh kebijakan moneter atau fiskal yang kurang tepat, pemerintah tidak menantisipasinya. "Jika distribusi beras terganggu karena infrastruktur yang buruk atau korupsi dalam rantai pasokan, harga beras bisa naik karena biaya distribusi yang tinggi, urusan bansos ternyata tidak menurunkan harga beras dan kelangkaannya," terang Mukroni. BRI Serahkan Mobil dan Logam Mulia kepada Pemenang Program Super AgenBRILink

BRI Berikan Mobil dan Logam Mulia kepada Pemenang Program Super AgenBRILink BRI Berikan Mobil dan Logam Mulia kepada Pemenang Program Super AgenBRILink BRI Berikan Mobil dan Logam Mulia kepada Pemenang Program Super AgenBRILink

Daftar Juara Friendship Invitation Domino, Sukriansyah S Latief: Selamat Kepada Pemenang Danamon Bagikan Tesla kepada Pemenang Danamon Hadiah Beruntun, Berlanjut Tahun Depan Dampak kenaikan harga beras terhadap Warteg, praktis membuat biaya produksi meningkat. Kenaikan harga beras, lanjut dia, berarti biaya produksi warteg akan meningkat karena beras menjadi bahan utama dalam banyak hidangan yang disajikan di Warteg.

"Ini dapat mengurangi margin keuntungan warteg atau bahkan membuat mereka mengalami kerugian," tambah Mukroni. Kenaikan harga beras bisa mencerminkan ketidakstabilan ekonomi secara keseluruhan, yang dapat memengaruhi daya beli pelanggan Warteg secara umum. Ketika kondisi ekonomi tidak pasti, orang cenderung memotong pengeluaran mereka. "Termasuk belanja makanan di Warteg," imbuh Mukroni.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *